Rabu, 08 Februari 2017

Misteri Gunung Lawu Via Cemoro Kandang


Gunung Lawu via cemoro kandang. Banyak para pendaki yang ingin ke puncak Lawu lebih memilih jalur via cemoro sewu. Jalurnya yang cepat dan sudah ditata membuat mereka lebih senang untuk mendaki lewat sana. Akan tetapi saya sudah hampir dua kali lewat sana dan pendakian hari itu saya putuskan untuk mencoba jalur yang beda yaitu cemoro kandang

Kami sampai di basecamp jam menunjukkan pukul 4 sore. Cuaca mendung dikit. Saya dan sarip menuju ke loket pendaftaran untuk me daftarkan diri. Terlihat dalam buku tamu, pendaki terakhir yang naik lewat cemoro kandang yaitu pukul 8 pagi. Saya sudah bayangkan, bahwa kami tak akan menemui siapapun dalam perjalanan naik sebab ini juga bukan hari libur atau akhir pekan alias kamis.

Aroma kemenyan yang disulut di basecamp semakin membuat bulu kudu berdiri walaupun saat itu masih sore hari tapi saya harus hormati karena di situ juga ada pura.

Setengah lima kami berdua memulai perjalanan. Kawanan monyet menyambut kami. Sunset malu malu terlihat. Suara pipa air menemani kami melangkah ke atas dan mahgribpun tiba tepat saat kami berada di pos satu. Sembahyang sejenak dan makan. Perjalanan di mulai kembali dengan lancar dari pos ke pos. Yang aneh di setiap pos atau air rembesan ada satu atau lebih kemenyan yang masih menyala dan baru habis seperempat atau separo. Yang lebih saya bingungkan kembali. Orang terakhir yang naik lewat jalur ini naik pukul 8 pagi. Lalu siapakah yang memasang kemenyang dan bunga? Entahlah tapi saya tetap positif pikiranya.

Sampailah kami di pos tiga yang terdapat bangunan tertutup. Badan sudah tak mau berkompromi akhirnya kami memutuskan tidur  di pos tersebut. Kami hanya menyedu satu gelas kopi dan memutuskan langsung tidur. Suasana saat itu sepi hanya ada suara kepingan seng yang menari nari ditiup angin yang menimbulkan suara gesekan. Mata terpejam kamipun tertidur pulas. Selang satu jam saya bermimpi. Kejadian mimpi itu juga ditempat yang saya tempati saat ini. Saya bisa melihat badan saya tidur. Lalu, datanglah beberapa pendaki kurang lebih lima sampai sepuluh orang. Pos yang semula sepi menjadi ramai. Saya dibangunkan seorang pendaki. Saya terbangun dan mereka meminta korek api untuk menyulut rokok tapi saya tak punya. Akhirnya mereka, meminta izin untuk beristirahat sejenak di pos itu sembari membuat perapian di dalam pos.

Akhirnya saya terbangun dari mimpi dan tanpa saya sadari sarip juga bangun bersamaan dengan saya. Kami berdua hanya saling memandang dan bercerita bahwa tadi ada beberapa pendaki minta korek dan mimpi itu sama seperti yang saya alami. Bertanda apakah ini?

Angin makin kencang menerpa dinding pos. Suara gesekan makin keras terdengar. Saya memutuskan untuk kembali tidur sembari menutup mata dengan sarung. Sarippun juga menirunya. Suara-suara aneh makin terdengar tapi kami tak hiraukan. Dalam hati kami berdoa kepada Tuhan.

Akhirnya malam berubah pagi. Dinginnya lawu mulai menusuk tulang. Sayangnya sinar matahari masih tertutupi bukit. Panggilan alampun merelakan saya untuk berdiri keluar dan membuang hajat. Karena sepi saya pilih di belakang pos. Setelah jongkok dan melepas penat hhehe dengan kaget saya melihat kemenyan yang baru menyala di dekat pohon eldewis. Eh badala saya terkejut dan mengakhiri proses semua ini hehehe. Saya tak bercerita pada sarip dan langsung melanjutkan perjalanan hingga ke puncak dengan selamat.

Di puncak tak ada orang, hanya kami berdua. Hampir satu jam kami habiskan di puncak yang juga dipenuhi dengan kemenyan tapi saya yakin di sini yang masang kemenyan pasti mbok yem. Sebenarnya mau turun lewat cemoro kandang karena agak takut kami memilih untuk lewat jalur cemoro sewu. Diperjalanan turun, warung dekat sendang tutup kami tak menjumpai orang sama sekali. Baru di pos empat kami menemukan ibu ibu yang naik mungkin yang punya toko di atas. Hingga akhirnya perjalanan turun kami lancar dan selamat.

Sesampai di basecamp kami bertanya kepada petugas. Adakah pendaki yang mendaki setelah kami? Jawabannya tidak. Anggap saja itu say hello dari mereka. Kami langsung bergegas pulang. Sarip yang bawa motor. Saya dibelakang di setiap melihat orang seperti melihat hantu. Kejadian itu hampir saya lihat dari cemoro kandang sampai ke karanganyar setelahnya kembali normal.
Halusinasi? Entahlah.
Pos 3 Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Gerbang Masuk Ke Lawu
Pos 1 tiba saat Mahgrib

Akhirnya Matahari menyinari tubuh. Jam 9 pagi


Pos Empat ada juga Memorialnya

Foto Boleh, Merusak Jangan!

2 komentar:


  1. Hanya di ICG88.COM dimana kamu bisa mainkan berbagai permainan di HKB Gaming,IDNPLAY, dan Gudang Poker! tentunya dengan inovasi terbaik.gabung dan buktikan sendiri promo dan bonusnya :

    Bonus New Member 20%
    * Min Deposit IDR 50.000,-
    * Max Bonus IDR 300.000,-
    * TurnOver 4X TO Termasuk Modal Dan Bonus
    * Bonus Di Berikan Di Depan
    * Jika Tidak Mencapai Ketentuan Bonus Maka Bonus Akan Di Tarik Melalui Nominal Withdraw

    Bonus Deposit Kedua & Selanjutnya 5%
    * Min Deposit IDR 50.000,-
    * Max Bonus IDR 100.000,-
    * TurnOver 5X TO Termasuk Modal Dan Bonus
    * Bonus Diberikan Di Depan

    Tunggu apa lagi,gabung dan dapatkan bonus serta jackpotnya!

    BalasHapus
  2. https://kakinesia.com/misteri-gunung-lawu-via-candi-cetho-cemoro-kandang-dan-pantangannya/

    BalasHapus