Sabtu, 11 Februari 2017

Bali, Surga Indonesia

Bali, mendengar orang bicara Bali saja membuat saya langsung semangat buat bahas tentang satu pulau ini. Pulau dimana pluralisme bisa hidup berdampingan tanpa adanya perusaknya. Itu menurut saya. Keindahan alam Bali dan di padukan kecantikkan kebudayaannya membuat para manusia akan selalu merindukkan tentang Bali, bagi yang sudah kesana khususnya. Yang belum pernah cepat gih nabung buat backpacker kesana. Daripada banyak omong langsung ke topiknya ya.

Cerita ini adalah sambungan cerita saya saat berkunjung ke Lombok. Saya tiba di Padang Bai sekitar pukul 7 malam. Keadaan saat itu sepi hanya ada segelintiran orang yang menawarkan mobilnya untuk menjadi taksi. Saya cari dulu taksi beneran eh enggak ketemu jangankan taksi, ojek saja saya enggak menemukkannya apalagi bus.

Sekedar info jika dari lombok usahakan sampai di Padang Bai pagi hari sekitar jam 7. Karena eh karena akan ada Bus Bahagia yang paling murah menunggu kedatangan anda. Kalau malam yang seperti saya di buru oleh dua orang lebih dan bertatto untuk segera naik ke mobilnya. Alias agak maksa apalagi tampangnya killer. Langsung saja langsung dari Padang Bai naik taksi siluman harga pertama 100k tapi bisa di tawar jadi 70k itu duduk di depam kalau belakang mah sekitar 40k. Ingat ya perlu di ingat bahwa saya kurang pandai menawar.

Sampai di Terminal Ubung saya nginep di kos'an temen jadi Alhamdullilah uang bisa hemat. Kalau mau nginep paling enak dan murah di poppies lane 1 harganya miring-miring kalau pas low session. Sewa motor sekitar 50-75k pandai menawar ya. Saya rekomendasikan buat pelancong untuk naik motor jika ingin melihat keindahan alam Bali.

Dalam planning saya Kintamani menjadi tujuan pertama saya. Pukul 7 saya langsung berangkat dengan motor temen saya. Bali kalau pagi juga macet ya. Cukup mudah untuk ke Kintamani dari Denpasar cukup ikuti plank hijau di pinggir jalan anda pasti enggak bakalan kesasar.

Lewati gianyar, banyak rumah yang menjajakan barang seni. Dan yang paling saya suka lewat Ubud. Terasing sawahnya, rumah adat, monkey forest semuanya menyatu indah dalam Ubud. Setelah Ubud saya melewati Tampak Siring setelah itu langsung ke Kintamani. saya hanya mampir sebentar foto dengan background Gunung Batur.



Keindahan Gunung Batur


Itu gunung apa ya? 


Esok esok uwis foto maneh. Iki durung adus loh...


Informasi......


Foto lagi ah


Monumen apa ya?


Setelah dari Kintamani langsung ke Desa Penglipuran. Salah satu Desa Adat yanh paling saya kagumi.


Desa adat yang bersih dari sampah. Patut dijadikan desa percontohan bagi seluruh desa Indonesia.


Memberikan sejajen.


Where will you go?


Pura utamanya di Desa Penglipuran, Kab. Bangli.


Orang Indonesia bertemu bule ingin minta foto sama kan orang bule ini juga minta foto sama pemuda Bali.


Lihat foto ini hati jadi adem.


Kerbersihan Pangkal Pujian.


Sebelum sampai di Desa Penglipuran maka anda akan melewati Bambo Forest alias Hutan Pring kalau di Jawa namanya Barongan.


Tiket Masuk Desa Penglipuran 10k


Kearifan Lokal.


So Sweet Moment cieeeeee


Pas mau ke pantai Kuta di Jalan deket Pasar Sukowati ada upacara adat Ngaben. Tahukan Ngaben? Kalau tidak tahu tanya Om Google.


Foto lagi ah......


Persiapan Ngaben....






Pantai Kuta dengan keindahan alam dan bulenya hihihi


Kuta Rock N' Beach


Foto lagi di depan kos"an temen.


Foto lagi di depan Gereja dekat Terminal Ubung, Denpasar.


Malamnya saya langsung pulang dengan naik Bus Jurusan Banyuwangi/Jember seharga 50k plus tiket penyebrangannya.


Tidur di Stasiun Banyuwangi Baru aman terkendali.
Cuci muka, sarapan, makan magnum almont saat menunggu KA berangkat


Kumpulan Tiket-Tiket.......


KA Sri Tanjung dari Banyuwangi berangkat jam 06:30 WIB


Awalnya perjalanan saya mudah saja. Menuju Gianyar, Ubud, Kintamani, Bangli (Desa Penglipuran), Pasar Sukowati, Tampak Siring, Istana Negara, Pantai Kuta, Rumble (Clothing milik JRX), Volvet Cafe (Cafe milik Bobby Kool) tidak mengalami kendala apapu. Biaya bensinpun hanya 50k plus masih full tank saat saya kembalikan. Tapi arus jalan Kuta ke Denpasar yang membingungkan membuat saya harus mabuk jalanan mengelilingi arus padat Kuta.

Jumat, 10 Februari 2017

Solo Backpacker ke Lombok

Hey hey hey......

Selamat pagi jika bacanya pagi
Selamat siang jika bacanya siang
Selamat sore jika bacanya sore
Selamat malam jika bacanya malam
Baca tidak baca saya ucapkan terima kasih karena sudah sudi berada di dalam dunia kata kata absurd saya.

Disini akan saya kolaborasikan kata dan gambar biar informasi yang saya sampaikan lebih menarik. Lombok sekilo pinten bu? Woi ini Lombok, Nusa Tenggara Barat :)

Kali ini saya akan bercerita lebih tepatnya memberikan sedikit pengalaman saya saat Backpacker ke Lombok. Hal yang mendasari hati untuk berkunjung ke Lombok bukan lagi danbtak bukan Megah dan indanya gunung Rinjani. Hampir kehabisan air ludah saya jika membayangkan kapan raga ini bisa bertemu Puncak Anjani. Eits, daripada panjang lebar langsung cap cus saja.

Perjalanan saya mulai dari Kota Solo. Melalui Kereta Api Sri Tanjung inilah saya akan dibawa menuju kota paling timur di Pulau Jawa, Banyuwangi. Hanya dengan merogoh kocek 100k anda sudah bisa menikmati kereta api ac ekonomi. Lama perjalanan sekitar 14 jam. Bagi yang bawa hp jangan takut kehabisan baterai karena di setiap bangku penumpang akan ada colokannya. Cek this Stasiun Purwosari.

Pagi-pagi foto dulu sambil nunggu kereta datang.


Tiket KA Sri Tanjung 100k




Setelah menempuh perjalanan yang cukup luar biasa lamanya. Sesampai di Stasiun Banyuwangi Baru jam dinding menunjukkan pukul 9 malam. Berjalan sekitar 200 meter saya memutuskan makan terlebih dahulu sebelum menyebrang ke Pulau Bali. Andalannya ya Nasi Padang.

Tiket kapal penyebrangan Jawa ke Bali sekitar 8.500 per gundul. Lama perjalanan 45-60 menit. Sesampai di Pelabuhan Gilimanuk jangan lupa bawa KTP karena di sini akan ada petugas yang meminta anda untuk mengeluarkan KTP. Bus paling murah menuju Padang Bai tak lain dan tak bukan adalah Bus Bahagia. Lewat namanya saja kita sudah tahu bahwa bus ini membawa kebahagian tapi ingat kebahagian hanya dalam soal harga ya. Kalau tempat duduk mah dempet dempetan. Pokoknya seru deh. Bus akan berangkat sekitar jam 2 pagi dan akan transit terlebih dahulu ke Terminal Ubung, Denpasar. Hanya mengeluarkan 60.000 kita akan sampai di Padang Bai kalau ke Ubung cuma 40.000.

Sesampai di Padang Bai langsung masuk pelabuhan dan beli tiket kapal seharga 43.500 per gundul lama perjalanan sekitar 5-6 jam. Busyet lama betul mak........







Dermaga Pelabuhan Padang Bai. Indah bukan?
Airnya jernih dan banyak ikannya.


Jalan menuju kapal bersandar di bahumu eh dermaga. Maaf kebawa perasaan terus.


Ini noh tiketnya 43k saja.



Keindahan Bali di abadikan dari atas kapal. Cantik bukan? 


Di pinggir kapal, angin laut membuat mata kantuk


Yuk mainan titanic-titanican yuk? 


Di tengah perjalanan dapat view daratan seperti ini :)


Saatnya mandi di sungai. Airnya tanpa pencemaran atau limbah pabrik. Seger, dan akhirnya mandi di sungai menjadi alternatif jika ingin merasakan kebersamaan dengan warga setempat.


Sungai telah menjadi hal penting bagi warga di sini. Mandi, cuci, dan airnya sangat vital bagi kehifupan sehari hari masyarakat.


Habis mandi ku terus makan. Enak loh makanan di sini. Nyambung kok sama lidah orang jawa. Iyalah lha wong gratis hehehe.


Kopi yang di panen sendiri. Di sangrai dan di giling sendiri rasanya. Sadis. Muantap e pollll


Alhamdulillah, siang baru tiba di lombok siangnya dapat lihat kebudayaan orang lombok, Nyongkolan. Asik mas bro......


Masjid di Lombok kebanyakan besar-besar semua dan banyak yang bersanding dengan pura. Di sini kebhinnekaan tumbuh dengan subur. Jaga selalu.


Taman di tengah kota Mataram.


Jangan lupa mencoba minuman tradisionalnya. Rasanya mantap. Brem ketan dan tuak niranya bikin kepala sedikit kliyengan. Di temani pepes apa itu lupa namanya dan sate lombok. Sadis. Malam itu malam yang tak kan terlupakan. Apalagi pulangnya lewat gang kek gang dolly. Ceweknya ayu ayu hehehe.


Gerhana dan pura.


Pestanya sambung sampai subuh. Ingat ya saya baru kenal ini orang beberapa jam tapi sudah kek kenal satu tahunan. Ramah dan asyik tapi ingat jang terlalu percaya sama orang lain.


Setelah bermalam sehari di kediri, Lombok Barat. Siangnya pergi ke Gili Terawangan. Pulau kecil yang penuh oleh bule. Tanpa asap kendaraan. Ah pokoknya cantik banget ini pulau.


Gotong royong warga saat membantu kapal yang sedang rusak.


Airnya jernihnya poulll. Cantik ya....


Selamat datang di Gili Trawang. Surga di pulau Lombok.


Sasampai di Gili Trawangan. Cari dulu penginapan terlebih dahulu. Hanya dengan 120k anda bisa mendapatkan penginapan dengan kamar mandi dalam. Harga makanan di sini lumayan murah. Nasi bungkus 10k. Coba kalau mau keliling pulau bisa sewa sepeda. Jangan minder ya kalau ke sini. Karena eh karena bulenya lebih banyak daripada pelancong dari dalam negeri.



Mantap kan?


Selfie adalah kemerdekaan senyum.


Lagi ah (selfie)


TRAWANGAN


Banyak kapalnya.....


Ini biaya penyeberangannya. Dari pelabuhan bangsal hanya butuh 30-45 menit sampai di Trawangan. Harganya 15k ke Trawangan. 14k ke Gili Menik. 12k ke Gili air.


Pelabuhan Bangsal. Tempat untuk menuju Gili Trawangan, Gili Air, Gili Menik. Setelah dari Bangsal alangkah baik pulangnya lewat jalur senggigi. Kalau naik ojek 40-60k pintar pintar nawar. Rekomendasi jika mau ke Bangsal berangkat lewat jalur Pusuk pulangnya senggigi kedua jalur itu semuanya indah. Saya jamin.


Kapal pengangkut prnumpang dari Trawangan menuju Bangsal. Cakep dah pokoknya.


Pantai Senggigi dari atas jalan.


Jalannya seratus persen halus dan pemandangannya ampun deh memori 16 GB bakal habis buat foto dan videonya hehehe


Pantai Pura Batu Bolong


Pura yang menjorok ke laut dan ada gua batunya cantik dah.


Pantai Pura Batu Bolong masuknya sukarela tapi kalau saya sendiri minimal mah 10k ke atas karena eh karena uang tersebut untuk menjaga kebersihan pantai dan pura.


Senyum adalah kemerdekaan bagi orang selfie


Ini yang dinamakan Batu Bolong


Penampakkan dari bawah. 

Dan akhirnya perjalanan saya 3 hari 2 malam saya di Pulau Lombok harus saya akhiri tapi cerita ini masih akan berlanjut di Pulau Dewata. Pulau kesukaan saya saat melancong. Terima kasih sudah mau membaca. Bersambung........